Posted by : Unknown Tuesday, 22 October 2013


Di kota besar, seperti di jakarta misalnya, saat kita berjalan kaki di area yang padat, kerap kita mendapati pejalan kaki lainnya menggunakan masker di wajahnya menutupi area hidung dan mulut.  Bukan hal yang aneh yang di dapati di jalanan di Jakarta, bukan berarti mereka sedang mengidap flu atau penyakit menular lainnya. Namun semata mata mereka melakukan pencegahan infeksi yang akan dengan mudah masuk ke dalam tubuh mereka melalui udara yang terkontaminasi.  Di jakarta sudah sangat terkenal dengan udara yang sangat buruk, yang berasal dari polusi kendaraan yang penuh sesak dan didukung oleh lingkungan yang kotor dengan sampah dan debu. Maka sepatutnya manusia yang ada di dalamnya memproteksi dirinya sendiri terhadap kemungkinan terjangkitnya penyakit yang dsebabkan debu, kuman, dan bakteri.


Penggunaan masker dinilai sangat efektif dalam melakukan pencegahan infeksi terhadap penyakit yang di bawa melalui udara, debu, kuman, dan bakteri. Saat kita berjalan di tempat yang padat dan tidak terjamin kebersihannya, kita bisa menjaga diri kita dari kemungkinan tertula ari debu dan polusi udara yang menyebabkan penyakit. Hal ini tidak disia-siakan oleh mereka yang peka terhadap kondisi buruknya kesehatan lingkungan dalam meraup rejeki. Seperti di Jakarta misalnya, banyaknya pengguna masker di jalanan, membuat para pedagang kaki lima yang juga berkeliaran di jalanan di Jakarta memasukkan masker dalam salah satu dagangannya, dengan harga yang sangat terjangkau mulai hanya Rp. 1000 untuk masker yang polos hingga  Rp 5000 untuk masker yang bermotif. Bahkan ada pedagang yang hanya menjual masker saja dengan menjajakan maskernya di atas bus bus kota atau KRL.
Dalam kepedulian kita terhadap menjaga kesehatan tubuh kita sendiri, bisa juga menjadi rejeki bagi mereka yang mendukung kepedulian kita dan kesehatan pada umumnya.

Sumber . . .


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Jakarta Virtual Office -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -